Pasukan TPNPB-OPM.
Paperkaltim.id, Papua - Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menyampaikan peringatan keras kepada pemerintah Indonesia terkait pembangunan pos-pos militer di kawasan Puncak Jaya. Juru bicara OPM, Sebby Sambom, menyatakan bahwa dua pemimpin utama sayap bersenjata OPM, Lekagak Telenggen dan Yuniro Enumbi, telah melakukan pertemuan penting dalam beberapa waktu terakhir.
Lekagak Telenggen, yang menjabat sebagai komandan operasi umum Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), dan Yuniro Enumbi, pemimpin kelompok bersenjata di Distrik Yambi, menyepakati bahwa pembangunan pos-pos militer oleh TNI di wilayah Puncak Jaya merupakan bentuk provokasi terhadap eksistensi TPNPB di wilayah tersebut.
Dalam rilis pers yang diterima di Jakarta, Minggu (6/4/2025), Sebby menyampaikan bahwa TPNPB telah menyatakan sikap tegas untuk menolak pendirian pos militer tambahan. Ia mengungkapkan bahwa jika kegiatan pembangunan ini terus berlanjut, pihaknya tidak akan ragu untuk menginstruksikan operasi bersenjata sebagai bentuk perlawanan.
"Pasukan kami telah sepakat, jika pembangunan pos tetap dilakukan, kami siap bergerak. Pertempuran antara TPNPB dan militer Indonesia akan terjadi di medan operasi," ujar Sebby menegaskan.
Lebih lanjut, ia menyampaikan pernyataan langsung dari Lekagak Telenggen yang memperingatkan bahwa keberadaan militer Indonesia akan terus dihadang dan dilawan oleh TPNPB. Menurutnya, beberapa aksi penyerangan terhadap pos militer Indonesia telah dilancarkan di berbagai wilayah, termasuk Intan Jaya, Puncak Jaya, dan Sinak.
Sebby juga menuturkan bahwa gerakan bersenjata ini tidak akan terbatas hanya pada satu atau dua wilayah. Ia menyebut bahwa operasi akan diperluas ke seluruh 36 wilayah komando pertahanan yang dimiliki oleh TPNPB di tanah Papua. Artinya, jika tidak ada tanggapan dari pemerintah pusat, konflik bersenjata diprediksi akan meningkat secara signifikan di berbagai daerah.
