
Paperkaltim.id, Jakarta â Kantor Tempo di Palmerah Barat, Jakarta Selatan, menerima teror berupa paket kepala babi pada Rabu (19/3). Paket mencurigakan ini ditujukan kepada Francisca Christy Rosana (Cica), wartawan desk politik Tempo yang juga host siniar Bocor Alus Politik.
Paket tersebut awalnya diterima petugas keamanan sekitar pukul 16.15 WIB dari seorang pria berjaket hitam dan helm ojek online yang mengendarai motor matic putih. Tidak ada identitas pengirim dalam paket tersebut, yang akhirnya diletakkan di resepsionis hingga keesokan harinya.
Saat paket dibuka oleh rekan Cica di ruang redaksi, tercium bau busuk yang menyengat. Setelah dibuka sepenuhnya, terlihat kepala babi dengan kedua telinganya terpotong dan masih berlumuran darah. Insiden ini langsung memicu kekhawatiran di kalangan jurnalis Tempo.
Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk ancaman terhadap kebebasan pers dan jurnalisme investigatif di Indonesia. "Kami mencurigai ini sebagai bentuk teror untuk menghambat kerja jurnalistik," katanya.
Wakil Pemimpin Redaksi Tempo, Bagja Hidayat, mengatakan bahwa kejadian ini telah dilaporkan ke Mabes Polri pada Jumat (20/3) dengan didampingi Koalisi Keselamatan Jurnalis. Menurutnya, ini bukan pertama kalinya Tempo mendapatkan ancaman serupa.
"Sebelumnya, kami pernah diteror dengan bom molotov, perusakan mobil wartawan, hingga ancaman melalui telepon. Namun, ini pertama kalinya kami mendapat ancaman dengan organ hewan," jelas Bagja.
Bagja berharap kepolisian segera mengusut tuntas kasus ini dan mengungkap siapa dalang di balik aksi teror ini. "Ini bukan sekadar serangan terhadap Tempo, tetapi juga serangan terhadap kebebasan pers secara keseluruhan," tambahnya.
Di tengah ancaman ini, Cica tetap menjalankan tugas jurnalistiknya. Dalam unggahan di media sosial, ia dan rekan-rekannya bahkan sempat bercanda tentang kejadian ini. "Harusnya daging, kecewa sih cuma kepala babi," ujar Cica dalam unggahan Redaktur Pelaksana Politik Tempo, Pramono.
Meskipun menghadapi tekanan, Tempo menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mundur dalam menjalankan tugas jurnalistiknya. "Kami akan tetap kritis dan terus menyuarakan kebenaran," pungkas Bagja.