
Paperkaltim.id, Teheran â Israel melancarkan serangan udara berskala besar terhadap Iran pada Minggu (15/6/2025) dini hari. Target utama serangan ini adalah markas Kementerian Pertahanan Iran di Teheran, termasuk fasilitas-fasilitas strategis lainnya. Serangan tersebut merupakan bagian dari respons Israel atas serangan rudal yang dilakukan Iran sebelumnya.
Militer Israel menyebutkan bahwa serangan dimulai sekitar pukul 02.40 waktu setempat, dengan sasaran mencakup pusat riset militer Iran, SPND (Organisasi Inovasi dan Penelitian Pertahanan), serta depot bahan bakar untuk pesawat tempur. Akibat serangan ini, sejumlah ledakan terdengar di berbagai penjuru Teheran dan menyebabkan kebakaran hebat.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam pernyataannya mengatakan bahwa ibu kota Iran kini dalam kondisi terbakar. Operasi ini dinamai âOperation Rising Lionâ dan diklaim bertujuan utama untuk melumpuhkan potensi program nuklir Iran yang dianggap semakin mengancam.
Israel juga mengklaim bahwa serangan ini berhasil menewaskan beberapa tokoh penting, termasuk ilmuwan nuklir dan perwira tinggi militer Iran. Namun belum ada konfirmasi resmi dari pihak Iran terkait nama-nama korban.
Tak tinggal diam, Iran melalui Garda Revolusi (IRGC) membalas dengan meluncurkan rudal dan drone ke berbagai fasilitas energi dan logistik militer Israel. Serangan balasan ini menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai puluhan lainnya.
Iran menyatakan 78 orang tewas dan ratusan terluka dalam dua hari awal konflik. Serangan ini juga mengakibatkan kerusakan berat pada bangunan kementerian dan kompleks riset nuklir di Teheran. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut operasi ini bisa menjadi pemicu perubahan rezim di Iran.
Negara-negara besar seperti Tiongkok, Prancis, dan Irak mengutuk keras tindakan Israel, menilai serangan tersebut melanggar hukum internasional. Upaya diplomasi turut terdampak, dengan dibatalkannya pertemuan nuklir IranâAS yang sedianya digelar di Oman.