
TENGGARONG - Pasar Seni Tenggarong, ikon budaya dan seni di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), bersiap menghadirkan wajah baru. Pemerintah Kukar melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) akan memulai proyek revitalisasi besar-besaran pada tahun 2025 untuk menghidupkan kembali peran pasar sebagai pusat ekonomi kreatif dan destinasi wisata unggulan.
Kepala Dinas PU Kukar, Wiyono, menjelaskan bahwa revitalisasi ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah dalam menata ulang kawasan kota, sekaligus mendukung sektor pariwisata dan pelaku seni lokal. Pasar Seni Tenggarong selama ini menjadi simbol budaya, namun kondisinya saat ini tidak lagi mendukung aktivitas seni dan ekonomi kreatif. Proyek ini akan mengembalikan fungsinya sekaligus mempercantik wajah kota, ujarnya, Kamis (28/11/2024).
Revitalisasi Pasar Seni akan dirancang dengan konsep modern yang tetap mempertahankan nilai-nilai budaya lokal. Proyek ini mencakup perbaikan infrastruktur, pengaturan tata ruang, serta pembangunan fasilitas pendukung seperti galeri seni, ruang pertunjukan, dan area pameran untuk pelaku ekonomi kreatif.
Kami ingin Pasar Seni menjadi ruang kreatif yang nyaman bagi seniman dan pelaku usaha lokal, sekaligus menarik bagi wisatawan. Desainnya akan mencerminkan perpaduan modernitas dan budaya Kutai, tambah Wiyono.
Selama proses revitalisasi, pedagang Pasar Seni akan direlokasi sementara ke Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) di kawasan Taman Kota Raja (TKR). Relokasi ini bertujuan memastikan aktivitas ekonomi tetap berjalan tanpa gangguan. Kami sudah menyiapkan lokasi sementara agar pedagang bisa tetap beroperasi dengan nyaman selama proses revitalisasi berlangsung, kata Wiyono.
Revitalisasi Pasar Seni menjadi bagian dari transformasi besar di kawasan Tenggarong, yang sebelumnya telah dilakukan melalui perbaikan Taman Titik Nol. Pemerintah berharap, kombinasi antara pasar seni yang modern dan taman kota yang lebih hijau akan memperkuat posisi Tenggarong sebagai pusat wisata budaya dan seni di Kalimantan Timur.
Kami ingin menjadikan Tenggarong sebagai destinasi wisata unggulan. Revitalisasi ini adalah langkah nyata untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif, seni, dan budaya lokal, ungkap Wiyono.
Meski demikian, proyek revitalisasi ini sempat terkendala oleh status Pasar Seni yang merupakan aset milik pemerintah provinsi. Namun, Wiyono optimistis masalah ini dapat segera diselesaikan melalui koordinasi intensif antara pemerintah kabupaten dan provinsi.
Kami memastikan status aset tidak lagi menjadi hambatan. Proyek ini adalah upaya bersama untuk memberikan manfaat langsung kepada masyarakat dan pelaku seni di Kukar, tegasnya.
Revitalisasi Pasar Seni Tenggarong tidak hanya menjanjikan wajah baru yang lebih menarik, tetapi juga memberi peluang besar bagi pelaku seni, pedagang, dan wisatawan untuk merasakan pengalaman yang lebih baik di pusat ekonomi kreatif ini. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi tentang membangun identitas baru yang memadukan seni, budaya, dan ekonomi, tutup Wiyono.