
Paperkaltim.id, Bandung - Konflik antara mantan atlet taekwondo Bandung, Fidya Kamalindah, dan kedua orang tuanya semakin memanas. Fakta-fakta yang selama ini tersembunyi mulai terungkap setelah orang tua Fidya sebelumnya mengklaim bahwa putri mereka telah menghilang selama 10 tahun.
Namun, Fidya membantah tuduhan tersebut dan mengklarifikasi bahwa ia sengaja meninggalkan rumah pada tahun 2015 karena tak tahan mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sejak kecil.
Selain dirinya, Fidya mengungkap bahwa anaknya yang masih berusia tiga tahun juga mengalami perlakuan kasar dari kakek dan neneknya. Hal ini semakin memperkuat keputusannya untuk menjauh dari keluarga.
Pernyataan orang tua Fidya yang mengaku tak pernah bertemu dengannya juga terbantahkan. Fidya mengungkap bahwa mereka sempat bertemu di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung ketika anaknya berusia tiga tahun.
Namun, pertemuan tersebut justru memperparah hubungannya dengan keluarga. Fidya mengaku bahwa kedua orang tuanya berteriak-teriak di kantor Disdukcapil dan mencoba memisahkannya dari sang anak. Bahkan, mereka disebut menggunakan nama cucunya sebagai nama anjing peliharaan mereka.
Di sisi lain, ibunda Fidya, Khodijah (50), mengungkapkan kerinduannya terhadap putrinya. Ia mengaku siap menerima Fidya dan cucunya kapan pun mereka ingin pulang.
âSaya harap kakak pulang, mama sudah rindu,â ujar Khodijah dengan air mata berderai.
Ayah Fidya, Handirto (59), juga menyampaikan hal serupa. âKalau bisa secepatnya pulang, kondisi seperti apa pun kami siap menerima,â ujarnya.