Pasien Positif COVID-19 di Samarinda Dirawat, Varian NB.1.8.1 Mulai Terdeteksi di Indonesia

image Ilustrasi COVID

Paperkaltim.id, Samarinda – RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda tengah merawat dua pasien yang dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil tes swab antigen per 9 Juni 2025. Kedua pasien tersebut, yang berasal dari Kalimantan Timur dan tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah atau luar negeri, kini ditempatkan di ruang isolasi. Mereka juga diketahui memiliki komorbid, yakni diabetes melitus dan gangguan paru-paru, yang berpotensi memengaruhi keakuratan hasil tes antigen.

Untuk memastikan jenis virus yang menginfeksi, sampel dari kedua pasien telah dikirim ke laboratorium di Banjarbaru guna menjalani uji PCR dan analisis varian. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipatif terhadap kemungkinan adanya infeksi dari varian baru COVID-19, terutama mengingat adanya lonjakan penyebaran varian NB.1.8.1 secara global.

Varian NB.1.8.1 telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Variant Under Monitoring (VUM) sejak Mei 2025, dan diketahui merupakan turunan dari varian JN.1 serta XDV.1.5.1. Meski telah menyebar ke lebih dari 20 negara termasuk Indonesia, varian ini belum terbukti menyebabkan gejala yang lebih parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, beberapa mutasi di spike protein seperti V445H dan T478I membuatnya lebih mudah menular dan berpotensi menghindari sebagian respons antibodi.

Gejala klinis NB.1.8.1 tidak jauh berbeda dengan varian Omicron terdahulu: demam, batuk, nyeri otot, sakit tenggorokan, serta gangguan pencernaan seperti mual dan diare. WHO dan Kemenkes RI memastikan bahwa vaksin COVID-19 yang ada, termasuk booster JN.1 dan LP.8.1, masih efektif mencegah gejala berat dan kematian.

Plt. Direktur RSUD AWS, dr. Indah Puspitasari, MARS, menyampaikan imbauan kepada masyarakat agar tetap tenang dan menjaga protokol kesehatan. “Tidak perlu panik, tetap terapkan pola hidup bersih dan sehat. Gunakan masker saat batuk atau flu, dan lengkapi vaksinasi terutama bagi kelompok rentan,” tegasnya.

Kementerian Kesehatan RI sendiri telah memfasilitasi pengambilan sampel kedua pasien tersebut untuk mendeteksi potensi keterkaitan dengan varian NB.1.8.1, serta terus melakukan pemantauan ketat di berbagai wilayah.

Meskipun varian ini menunjukkan tren penyebaran yang cepat, para ahli meyakini bahwa dengan penerapan langkah pencegahan yang tepat, dampaknya bisa dikendalikan. Kunci utama tetap ada pada percepatan vaksinasi, kesadaran publik, dan kolaborasi lintas lembaga dalam pengawasan epidemiologis.

  • Tag:
  • Tidak Ada

Bergabung Bersama Kami

Dapat kan info menarik secara langsung dan ter update dari kami.

Night
Day