
Paperkaltim.id, New Delhi â Kasus kanker serviks, mulut, dan orofaring di kalangan anak muda India melonjak tajam. Penyebab utamanya dikaitkan dengan infeksi Human Papillomavirus (HPV) yang mudah menyebar, terutama melalui hubungan seksual. Tren ini memicu keprihatinan para ahli onkologi di India.
Dr. Ashish Gupta, Kepala Onkologi Medis di Rumah Sakit Kanker Amerix, New Delhi, mengungkapkan bahwa HPV kini menjadi penyebab kanker yang muncul lebih awal dari biasanya. Berbeda dengan jenis kanker lain yang berkembang dalam waktu lama, kanker terkait HPV kerap menyerang remaja dan dewasa muda secara cepat dan diam-diam.
âBanyak pasien berusia dua puluhan yang datang dengan kanker serviks, mulut, dan tenggorokan. Padahal, penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi dan edukasi sejak dini,â ujar Gupta, dikutip dari Business Standard, Minggu (29/6/2025).
Sayangnya, kesadaran masyarakat India terhadap vaksinasi HPV masih minim. Gupta menyayangkan kondisi ini dan mendorong agar vaksinasi HPV digalakkan layaknya penanganan darurat nasional, terutama di sekolah dan perguruan tinggi. âKita butuh kampanye nasional tanpa stigma,â tegasnya.
Dr. Shubham Garg, onkologis di Rumah Sakit Dharamshila Narayana, menambahkan bahwa gejala awal kanker akibat HPV sering tidak terdeteksi. âInfeksi HPV dapat berlangsung tanpa gejala, hingga akhirnya menjadi kanker yang sulit ditangani,â katanya. Pemeriksaan rutin seperti Pap smear pun dinilai penting.
HPV sendiri adalah virus yang sangat umum, dengan lebih dari 100 jenis. Sekitar 30 jenis di antaranya dapat menyerang area genital dan menyebabkan kutil kelamin serta kanker, termasuk kanker serviks, anus, dan mulut.
Menurut WHO, sebagian besar infeksi HPV bisa sembuh sendiri, namun infeksi persisten dari tipe HPV berisiko tinggi dapat menyebabkan kanker. Pada 2019, diperkirakan ada lebih dari 600.000 kasus kanker akibat HPV, mayoritas menyerang wanita.
WHO menyarankan vaksinasi anak usia 9â14 tahun sebagai pencegahan utama. Pemeriksaan rutin dan seks aman juga merupakan langkah penting. Pembelajaran dari India ini menjadi peringatan bagi Indonesia agar segera memperkuat kampanye vaksinasi HPV dan deteksi dini, demi melindungi generasi muda dari ancaman kanker yang dapat dicegah.