
Paperkaltim.id, Pekalongan â Seorang wanita bernama Rindika Putri (23) menjadi sorotan setelah mengungkap kisahnya sebagai korban penipuan saat membeli sepeda listrik secara daring. Ironisnya, laporan yang diajukan ke kepolisian malah ditolak, membuatnya memilih curhat ke petugas pemadam kebakaran (damkar) di Pekalongan, Jawa Tengah.
Putri awalnya tertarik membeli sepeda listrik yang ditawarkan melalui Facebook seharga Rp1.650.000. Penjual menyebut bahwa sepeda itu dalam kondisi baru, bukan barang bekas. Setelah berkomunikasi, Putri diminta mentransfer uang muka sebesar Rp450.000 sebagai tanda jadi dan pembuatan nota pembelian.
Namun, ketika ia mendatangi toko yang disebutkan untuk mengambil barang, karyawan toko mengaku tidak mengenali nota tersebut. Bahkan, pemilik toko mengungkapkan bahwa Putri bukan satu-satunya korban. "Saya pergi ke Pemalang untuk memastikan barang, tapi karyawan toko mengatakan bahwa nota saya bukan berasal dari toko itu," ujar Putri.
Merasa tertipu, Putri mencoba melapor ke Polres Pemalang, tetapi laporannya ditolak. Bahkan, ia justru mendapat tawaran kue nastar dari petugas kepolisian. "Saya kecewa, bukannya ditanggapi malah ditawari kue nastar," ujarnya.
Putri yang bingung akhirnya mencari tempat untuk mencurahkan isi hatinya. "Kalau curhat ke psikolog harus bayar, jadi saya memilih ke damkar," ungkapnya. Petugas Damkar Pekalongan, Yuda Wijaya, yang menerima telepon awalnya mengira ada kebakaran, tetapi setelah mendengar kisah Putri, ia pun mempersilakannya datang ke kantor damkar.
"Kejadiannya Jumat malam, sekitar pukul 19.30 WIB. Saya pikir ada kejadian darurat, tapi ternyata dia ingin curhat soal penipuan yang dialaminya," ujar Yuda.
Yuda menambahkan bahwa ini bukan kali pertama warga datang ke kantor damkar untuk curhat. "Sebelumnya, sudah ada kasus serupa, dan kami tetap berusaha mendengar keluhan mereka," tutupnya.