
Paperkaltim.id, Jakarta - Guna mempercepat hilirisasi industri kelautan dan meningkatkan kecukupan gizi masyarakat, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meluncurkan Warehouse Management System (WMS). Sistem ini memanfaatkan teknologi mutakhir untuk memonitor distribusi dan ketersediaan ikan secara real-time di berbagai wilayah Indonesia. Dengan efisiensi pengelolaan cold storage yang lebih baik, WMS menjadi solusi inovatif demi mendukung program nasional.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistiyo, menyatakan bahwa WMS bukan sekadar alat pemantauan, tetapi menjadi fondasi dalam pengambilan keputusan strategis.
"WMS adalah data basis utama saat kita berbicara stok ikan, baik untuk kebutuhan konsumen maupun industri," ujar Budi saat ditemui di Jakarta pada Minggu.
Menurut Budi, keberadaan gudang beku atau cold storage sangat krusial untuk menjaga kualitas ikan yang mudah rusak. Oleh karena itu, KKP mengimbau para pengelola gudang untuk segera mengurus Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) guna memastikan standar mutu terpenuhi.
WMS mengintegrasikan teknologi Internet of Things (IoT) dengan aplikasi, memungkinkan pemantauan stok dan aktivitas cold storage secara real-time. Direktur Logistik Ditjen PDSPKP KKP, Berny A. Subki, menjelaskan bahwa sistem ini tidak hanya memonitor kapasitas gudang, tetapi juga mencatat turnover ikanâbaik harian, bulanan, hingga tahunan.
"WMS adalah bagian dari Sistem Ketertelusuran dan Logistik Ikan Nasional (STELINA) yang kami kembangkan untuk meningkatkan efisiensi operasional sekaligus memperluas perdagangan ikan," terang Berny.
Saat ini, terdapat 2.110 cold storage di Indonesia dengan kapasitas total mencapai 813.966 ton. Namun, baru 113 di antaranya yang telah menerapkan WMS. Berny mengajak seluruh pengelola gudang untuk mengadopsi sistem ini demi mendukung program prioritas Presiden RI, termasuk pemanfaatan sumber daya perikanan secara berkelanjutan.
Sistem WMS telah memberikan dampak positif bagi para pelaku usaha. Ketua Koperasi Nelayan Saruma Pesisir Jaya, Ibnu M. Soleman, menyatakan bahwa sistem ini membantu kelancaran pengelolaan hasil produksi.
"Alhamdulillah, WMS sangat membantu usaha koperasi kami, terutama dalam penanganan produk hasil tangkapan," kata Ibnu.
Senada dengan itu, Wading Riana dari Koperasi Mina Muara Sejahtera mengungkapkan bahwa penerapan WMS membantu koperasinya yang melayani 716 anggota aktif. Dengan kapasitas cold storage 10 ton untuk pasar lokal dan Unit Pengolah Ikan (UPI) berkapasitas 120 ton untuk pasar internasional, WMS memungkinkan efisiensi yang signifikan dan ekspansi pasar.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan bahwa sektor kelautan dan perikanan siap mendukung program hilirisasi Presiden Prabowo Subianto guna mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen. Fokus produksi akan ditingkatkan pada komoditas seperti udang, rumput laut, tilapia, dan tuna.
Melalui sosialisasi seperti yang dilakukan di Raiser, Cibinong, Bogor, KKP berharap semakin banyak pelaku usaha yang memahami pentingnya sistem ini dan berkontribusi dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
sumber :https://www.antaranews.com/berita/4610230/kkp-siapkan-sistem-informasi-cold-storage-perkuat-hilirisasi-perikanan
Penulis : Reihan Noor