Ilustrasi Cabai
Paperkaltim.id, Samarinda - Inflasi di Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami perbaikan yang signifikan sejak Juli 2024, dengan tren penurunan yang berlanjut hingga Januari 2025. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan Kaltim pada Januari 2025 tercatat hanya 0,21 persen (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan inflasi Desember 2024 yang sebesar 1,47 persen (yoy). Selain itu, terjadi deflasi pada Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan sebesar -1,00 persen (mtm), berbanding terbalik dengan inflasi bulanan Desember 2024 yang tercatat 0,31 persen (mtm).
Budi Widihartanto, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim, menyatakan bahwa inflasi yang rendah ini memberikan peluang bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim yang lebih baik.
"Peningkatan konsumsi dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat akan berdampak positif pada produksi barang dan jasa," ujar Budi.
Meskipun demikian, beberapa komoditas pangan seperti cabai rawit dan cabai merah sempat mengalami lonjakan harga hingga pertengahan Januari 2025. Untuk mengatasi hal ini, BI dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim bekerja sama dengan TPID Kabupaten dan Kota se-Kaltim untuk mengontrol harga pangan tersebut. Berita positifnya, harga cabai mulai menurun di beberapa wilayah pada awal Februari 2025.
Di sisi lain, harga pangan di beberapa daerah lainnya masih mengalami kenaikan, yang sebagian besar disebabkan oleh masalah pasokan dan logistik. Budi menambahkan, BI bersama TPID se-Kaltim akan terus memantau harga secara aktif, terutama di pasar-pasar dengan kenaikan harga tertinggi. Operasi pasar juga akan dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi masing-masing daerah. Kerja sama antar daerah, baik di Kaltim maupun luar Kaltim, akan diperkuat untuk mempercepat stabilisasi harga.
"Kami berharap dengan pemantauan aktif dan gerakan stabilisasi harga, situasi ini bisa terkendali," tutup Budi.
Sumber : https://ikn.kompas.com/read/2025/02/03/133932787/inflasi-di-bawah-nasional-ada-ruang-ekonomi-kaltim-tumbuh
