Dedi Mulyadi: Dari 'Gubernur Konten' ke Pemimpin Efisien Digital

image Kang Dedi Mulyadi

Paperkaltim.id, Bandung – Julukan sebagai “gubernur konten” tak membuat Dedi Mulyadi gusar. Justru, dalam wawancara eksklusif bersama wartawan Tempo, ia menjelaskan bahwa aktivitasnya di media sosial bukan sekadar upaya pencitraan, melainkan strategi komunikasi yang efektif dan hemat anggaran.

Menurut Dedi, kehadiran dirinya di media sosial seperti YouTube dan TikTok merupakan bentuk modern dari penyampaian program kerja kepada masyarakat secara langsung. “Kami menggunakan media sosial sebagai sarana untuk mengubah cara berpikir masyarakat. Daripada terpapar konten konsumtif, lebih baik disajikan konten yang menstimulasi produktivitas,” ujarnya, Rabu, 14 Mei 2025.

Dedi bahkan mengungkapkan bahwa tanpa media sosial, ia harus mengeluarkan dana hingga Rp 50 miliar untuk menggandeng media massa guna menyebarluaskan program pemerintahannya. Sebaliknya, melalui media sosial, anggaran promosi hanya menyentuh angka Rp 3 miliar—selisih yang kemudian ia alihkan ke sektor infrastruktur dan pelayanan publik seperti pembangunan irigasi, sekolah, dan rumah sakit.

Soal cibiran netizen yang menyamakan gaya komunikasinya dengan Presiden Joko Widodo, Dedi hanya tertawa dan enggan menanggapinya serius. “Itu kan netizen, bukan saya yang buat. Masak saya harus koreksi netizen?” kata mantan Bupati Purwakarta itu santai.

Tak hanya tampil di layar, Dedi juga membentuk tim produksi khusus yang terdiri dari tujuh videografer yang bertugas mendokumentasikan setiap aktivitasnya. Tim ini bekerja bergiliran setiap bulan dan diarahkan untuk menangkap momen-momen otentik yang menggambarkan sisi humanis sang pemimpin.

Salah satu penggerak tim, Jay Abramena, mengisahkan bahwa konten Dedi dibuat untuk menonjolkan kepekaan sosial. “Misalnya, beliau sedang jalan lalu melihat sampah dan langsung memungutnya. Itu kan contoh pemimpin yang dekat dengan masyarakat,” ujarnya.

Dedi bahkan terlibat langsung dalam penentuan judul dan konsep konten, yang ditargetkan tiga video per hari. Editing dilakukan cepat, dan kamera selalu siap menyambut kehadiran Dedi di tiap lokasi kunjungan.

Meski enggan mengungkap detail pendapatan dari kanal YouTube-nya, laman Socialblade memperkirakan bahwa akun @KangDediMulyadi Channel bisa meraup Rp 628 juta hingga Rp 10 miliar per bulan. Adapun kanal lain miliknya, @LemburPakuan Channel, menghasilkan antara Rp 118 juta hingga Rp 1,8 miliar.

Tak jarang, Dedi membawa uang tunai Rp 30 juta tiap harinya, yang ia bagikan langsung kepada warga yang membutuhkan—sebuah tindakan yang menurutnya tak lepas dari hasil pendapatan kontennya. “Uangnya juga habis kok,” ujarnya ringan.

  • Tag:
  • Tidak Ada

Bergabung Bersama Kami

Dapat kan info menarik secara langsung dan ter update dari kami.

Night
Day