Cara Memanfaatkan Stres dan Cemas dengan Bijak

image Ilustrasi Kebahagiaan
Paperkaltim.id, Samarinda - Apa yang pertama kali terlintas di benak Anda ketika mendengar kata ‘stres’ atau ‘kecemasan’? Bagi kebanyakan orang, keduanya sering dikaitkan dengan sesuatu yang negatif, penghambat kebahagiaan, bahkan tanda kelemahan. Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya benar. 

Faktanya, stres dan kecemasan bisa menjadi sumber kekuatan jika kita tahu cara mengelolanya dengan baik.

Menurut psikolog Lisa Damour, PhD, stres dan kecemasan tidak selalu membawa dampak buruk. Justru dalam kadar tertentu, keduanya dapat membantu seseorang meningkatkan daya tahan mental dan menghadapi tantangan dengan lebih baik.

Stres terjadi ketika seseorang berada di batas kapasitasnya, baik dalam konteks negatif maupun positif. Misalnya, seorang karyawan yang diberi tanggung jawab besar mungkin merasa tertekan, tetapi tekanan itu juga bisa mendorongnya untuk berkembang. 

Demikian pula, seorang ibu yang baru melahirkan mungkin mengalami stres karena perubahan hidup yang besar, tetapi stres tersebut dapat membantunya beradaptasi lebih cepat.

“Kita perlu memahami bahwa stres adalah bagian dari hidup yang tidak bisa dihindari, tetapi bisa dikelola,” ujar Damour. 

Bahkan, stres dalam dosis wajar dapat memperkuat mental seseorang dalam menghadapi tantangan yang lebih besar di masa depan.

Sementara itu, kecemasan juga sering disalahpahami. Sebagian besar orang melihatnya sebagai perasaan yang harus dihindari, padahal kecemasan adalah mekanisme alami tubuh yang membantu kita mengenali ancaman. Bayangkan jika seseorang tidak pernah merasa cemas sebelum ujian atau wawancara kerja—kemungkinan besar ia akan kurang termotivasi untuk mempersiapkan diri dengan baik.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa stres dan kecemasan bisa menjadi masalah jika terjadi terus-menerus dan tanpa kendali. Misalnya, kecemasan berlebihan bisa menyebabkan seseorang mengalami serangan panik meskipun ancaman yang dihadapi tidak sebanding dengan reaksinya. Begitu pula dengan stres kronis yang bisa berujung pada gangguan kesehatan mental dan fisik.

Maka, mengenali kapan stres dan kecemasan masih dalam batas wajar sangat penting. Beberapa orang mungkin bisa mengelolanya dengan metode seperti menulis jurnal atau berolahraga, sementara yang lain mungkin membutuhkan bantuan profesional.

Lisa Damour juga mengingatkan bahwa mengharapkan diri sendiri selalu tenang dan bahagia adalah ilusi yang tidak realistis. “Mencoba untuk terus bahagia justru bisa membuat kita merasa lebih tertekan,” ungkapnya.

Kesimpulannya, stres dan kecemasan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Sebaliknya, mereka bisa menjadi alat yang membantu kita bertumbuh—jika kita tahu cara menggunakannya dengan bijak.
  • Tag:
  • Tidak Ada

Bergabung Bersama Kami

Dapat kan info menarik secara langsung dan ter update dari kami.

Night
Day