Ilustrasi
Paperkaltim.id, Tegal — Kasus dugaan penggelapan dana kegiatan pelepasan siswa di sebuah sekolah menengah di Tegal mencuat ke publik setelah Tenta Briliana, bendahara panitia pelepasan siswa, dilaporkan menghilangkan uang sebesar Rp26 juta.
Peristiwa ini bermula pada 3 Mei 2025, saat Tenta dijadwalkan menyerahkan uang pelunasan kegiatan kepada panitia. Namun, ia datang tanpa membawa uang tunai tersebut dan berpamitan untuk pulang mengambilnya. Hingga hari berakhir, Tenta tidak kembali.
Dua hari kemudian, pada 5 Mei, panitia mendatangi rumah Tenta, namun rumah tersebut kosong. Keesokan harinya, ibu Tenta menghubungi panitia dan menjelaskan bahwa uang telah diambil dari ATM, dimasukkan ke dalam tas yang digantung di motor, dan hilang saat Tenta meninggalkan motornya untuk membeli jajan. Ia meminta waktu hingga 7 Mei untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Namun, pada 7 Mei, rumah Tenta kembali kosong, dan informasi yang diterima menyebutkan bahwa keluarga telah berangkat ke Lampung. Komunikasi berlanjut melalui WhatsApp, dan pihak Tenta kembali meminta waktu tambahan hingga 8 Mei, yang juga tidak ditepati. Pada 9 Mei, panitia mendatangi rumah kakek dan nenek Tenta di Balapulang, di mana keluarga menjanjikan penyelesaian paling lambat 15 Mei.
Sayangnya, hingga 15 Mei, tidak ada kabar maupun kepastian dari pihak Tenta maupun keluarganya. Panitia pun semakin bingung dan kecewa, apalagi upaya untuk meminta bukti penarikan uang dari ATM serta lokasi penarikan tidak mendapat tanggapan yang jelas dari Tenta maupun pihak keluarga.
Kasus ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan siswa, orang tua, dan pihak sekolah mengenai transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana kegiatan sekolah. Hingga saat ini, belum ada informasi resmi mengenai langkah hukum yang diambil oleh panitia atau pihak sekolah terkait kasus ini.
KOMPASIANA
Pihak sekolah diharapkan dapat segera memberikan klarifikasi dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini serta mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
