Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra
SAMARINDA - Berbagai macam cara yang ditempuh dan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim), untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang ada di daerah terpencil.
Namun, persoalan kurangnya tenaga medis yang ada di Kaltim masih jadi PR besar Pemprov. Menurut, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, solusi jangka panjang harus berakar pada upaya membangun kapasitas tenaga medis dari dalam daerah itu sendiri.
"Salah satu langkah strategis yang perlu kita dorong adalah menjalin kemitraan dengan universitas-universitas yang memiliki program studi kedokteran, baik di dalam maupun luar provinsi," ucapnya memberikan solusi.
Maka itu, Andi Satya sapaan akrabnya, mendorong pemerintah daerah untuk membuat program kerja sama pengiriman mahasiswa ke beberapa universitas yang memiliki jurusan kedokteran di Kaltim.
"Agar tenaga medis muda bisa ditempatkan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang saat ini paling membutuhkan perhatian," tuturnya.
Selain itu, pemberian beasiswa kepada putra-putri daerah menjadi program penting yang perlu diprioritaskan.
"Kita perlu investasi pada generasi muda daerah. Berikan kesempatan mereka untuk menempuh pendidikan di bidang kesehatan, lalu kembalikan mereka untuk mengabdi di tanah kelahiran mereka," tegas Andi Satya.
Sebagai tambahan solusi konkret, dirinya mengusulkan adanya program rotasi tenaga medis dari pusat kota ke wilayah-wilayah pelosok.
"Program ini harus disertai dengan pemberian insentif tambahan, baik berupa tunjangan khusus maupun penghargaan profesional, untuk menarik minat tenaga medis agar bersedia bertugas di daerah dengan tantangan geografis tinggi," tandasnya.
Meski jalan yang harus ditempuh masih panjang, optimisme tetap ada. Andi Satya meyakini, dengan kombinasi pendekatan teknologi, investasi sumber daya manusia, dan keberpihakan terhadap wilayah-wilayah tertinggal, Kaltim mampu memperbaiki kondisi sektor kesehatannya.(*)
