
Paperkaltim.id, SAMARINDA - Saat ini Perempuan-perempuan Indonesia telah memiliki banyak akses untuk mendapatkan pendidikan. Namun, norma sosial, dan tekanan budaya masih sering membatasi para perempuan untuk mencapai cita-cita yang lebih tinggi.
Hal ini, diungkapkan Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Ananda Emira Moeis. Dirinya mencatat kenyataan pahit yang dialami banyak perempuan di Indonesia.
"Dimana para Perempuan-perempuan ini harus mengubur impian mereka demi memenuhi peran sosial yang diharapkan, seperti menjadi ibu rumah tangga di usia muda atau menjadi tulang punggung keluarga," katanya.
Ananda sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi perempuan yang masih ingin mengejar pendidikan atau berkarir.
"Ada yang terpaksa jadi ibu rumah tangga atau tulang punggung keluarga, padahal masih mau ngejar mimpi. Ada juga yang dibilang terlalu ambisius waktu ngejar beasiswa," ujar politikus perempuan dari Karang Paci itu.
Meskipun Indonesia tidak kekurangan perempuan cerdas, menurut Ananda, negara ini masih kekurangan ruang dan kesempatan yang setara bagi perempuan untuk berkembang.
"Negara ini tidak kekurangan perempuan cerdas, tapi kekurangan ruang bagi perempuan untuk tumbuh," tukasnya.(*)